Seiring
dengan berkembangnya zaman, tentu saja kita tidak dapat dipisahkan dengan
adanya berbagai teknologi. Khususnya dalam praktek rukyah yang semakin banyak
instrumen yang tersedia. Setiap instrumen itu pasti dilengkapi dengan sistem
optik untuk mempermudah dalam praktek rukyah.
Sistem optik yang
paling penting ialah mata. Ukuran maya suatu benda ditentukan oleh ukuran
bayangan pada retina. Namun dalam pembahasan kali ini kita akan membahas
mengenai berbagai ragam optik yaitu lensa dan cermin.
Dalam
pembahasan mengenai cermin dan lensa, kita tidak dapat dipisahkan dengan
cahaya, karena dengan cahaya itulah yang akan bisa membentuk bayangan yang
nantinya akan dihasilkan oleh lensa maupun cermin. Cahaya adalah suatu bentuk
yang fundamental. Interaksi cahaya dan dengan lensa, cermin, dan lainnya dapat
dipahami melalui model gelombang. Karena dalam pembahasan mengenai lensa maupun
cermin kita akan mengacu pada gerak cahaya yaitu yang berupa pantulan dan
pembiasan.
Topik
optika geometri yang mengacu pada peristiwa pantulan (refleksi) yang diterapkan pada cermin (datar, cekung,
dan cembung) sedangkan pembiasan (refraksi) yang diterapkan pada lensa baik
cekung maupun cemung. Cermin dan lensa disebut cermin positif dan lensa positif
bila cermin dan lensa itu memiliki panjang fokus (f) positif. Panjang
fokus disebut positif bila cermin dan lensa itu bersifat mengumpulkan sinar di
titik fokusnya. Ini berarti titik fokus cermin dan lensa positif, disebut juga titik
api. Cermin dan lensa disebut cermin negatif dan lensa negatif, bila kedua
benda itu bersifat memancarkan cahaya, sehingga panjang fokusnya (f) bernilai
negatif. Contohnya dari cermin positif adalah cermin cekung, sedangkan cermin
negatif adalah cermin cembung. Lensa cembung disebut juga lensa positif,
sementara itu lensa cekung pula lensa negatif.
1.
CERMIN
a.
Cermin
Datar
Cermin
datar merupakan sepotong gelas geometri bola berjejari tak hingga, dan salah
satu permukaan datarnya dilapisi oleh perak nitrat. Ketika cahaya menimpa
permukaan benda, sebagian cahaya dipantulkan. Sisanya diserap oleh benda (dan
diubah menjadi energi panas) atau, jika benda tersebut transparan seperti kaca
atau air, sebagian diteruskan. Untuk benda-benda yang sangat mengkilat seperti
cermin berlapis perak, lebih dari 95 persen cahaya bisa dipatulkan.
Ketika
satu berkas cahaya menimpa permukaan yang rata, kita definisikan sebagai sudut
datang, ϴi sebagai sudut yang dibuat berkas sinar datang
dengan dengan garis normal terhadap permukaan (normal berarti tegak lurus) dan sudut
pantul, ϴr, sebagai sudut yang dibuat berkas sinar pantul
dengan normal. Untuk permukaan permukaan yang nyata ternyata ”berkas sinar
datang dan pantul berada pada bidang yang sama dengan garis normal permukaan”.
Hukum pantulan sudut datang sama dengan sudut pantul.
Cermin datar membentuk bayangan yang tegak, dengan
ukuran yang sama dengan bendanya, dan bayangannya berada dalam jarak yang sama
dari permukaan pantul dengan jarak benda di depan cermin. Bayangan tersebut
maya, yaitu bayangan tidak akan muncul pada layar yang diletakkan pada posisi
bayangan karena cahaya tidak memusat (berkonvergensi) di sana.
Bayangan
yang dihasilkan dari cermin datar akan berbalik. Misalnya bayangan tangan kanan
pada sebuah cermin datar adalah tangan kiri. Pembalikan dari kanan ke kiri ini
adalah hasil dari pembalikan kedalaman, yaitu tangan diubah dari kanan
dari kanan ke kiri karena bagian depan dan belakang tangan dibalik oleh cermin.
b.
Cermin
Cekung
Cermin
cekung terbuat dari sepotong bola cermin, bila disinari maka sinar itu sebagian
besar terpantul melalui titik tertentu yaitu titik F. Bola cermin
dimaksud merupakan bola gelas yang dilapisi perak nitrat di bagian luarnya.
Fokus
utama sebuah cermin cekung adalah titik F di mana sinar yang sejajar dan
sangat dekat dengan titik pusat atau sumbu optik cermin
difokuskan. Fokus yang nyata untuk cermin cekung (konkaf). Fokus ini terletak
pada sumbu optik dan berada ditengah-tengah antara titik pusat kelengkungan dan
cermin. Cermin cekung membentuk bayangan nyata terbalik dari benda yang
diletakkan di luar fokus utama. Jika benda berada di antara fokus utama dan
cermin, bayangan tersebut maya, tegak, dan diperbesar.
Sifat-sifat
bayangan pada cermin cekung berbeda-beda bergantung pada jarak benda di depan
cermin. Yaitu : ketika benda berada jauh dari cermin sifat bayangan yang
terjadi terbalik, tetapi ketika mendekati cermin bayangan akan berubah menjadi
tegak. Bayangan tegak dan lebih besar tampak ketika kamu bercermin di depan
sendok makan.
Ragam
sinar yang jatuh dipermukaan cermin cekung dapat digolongkan ke dalam tiga
sinar istimewa (principal rays) berikut ini :
1.
Sinar datang
yang melewati pusat kelengkungan cermin, dipantulkan melalui melalui lintasan
semula.
2.
Sinar datang
berlintasan sejajar dengan sumbu cermin, dipantulkan melalui titik fokus cermin
itu.
3.
Sinar datang
yang melewati titik fokus, dipantulkan kearah sejajar dengan sumbu cermin.
c.
Cermin
Cembung
Cermin
cembung (convex mirror) terbuat dari sepotong permukaan bola gelas, yang
permukaan bagian dalam bola dilapisi dengan perak nitrat sebagai bahan pemantul
cahaya. Cermin cembung hanya menghasilkan bayangan nyata tegak dari benda yang
diletakkan di depannya.
Jika
permukaan cermin memiliki radius kelengkungan R, maka sinar yang datang
dari arah luar bola dan sejajar dengan sumbu cermin dipantulkan yang
seolah-olah berasal dari fokus cermin itu. Sinar datang yang berarah menuju ke
pusat cermin dipantulkan melalui lintasan yang sama dengan ketika sinar datang.
Fokus cermin cembung selalu berada di permukaan cermin dan bersifat memancarkan
sinar yang jatuh ke cermin, sehingga panjang fokus (f) dinyatakan : f
= - R/2.
Cermin cembung memiliki sifat divergen atau
menyebarkan sinar yaitu bila ada sinar datang yang sejajar sumbu utama maka
sinar tersebut akan dipantulkan seolah olah berasal dari titik fokus kebalikan
dari pemantulan pada cermin cekung yang mengumpulkan sinar. Titik fokus pada cermin cembung besarnya setengah kali
dari jari jari kelengkungan cermin, karena cermin cembung adalah sebagai busur
atau juring dari bangun bola.
a.
Sinar datang
sejajar dengan sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokusf.
b.
Sinar datang
yang menuju titik fokus F dipantulkan sejajar dengan sumbu utama.
c.
Sinar datang
yang menuju titik pusat kelengkungan M dipantulkan kembali seolah-olah datang
dari titik pusat kelengkungan tersebut.
Berikut
ini gambar dan penjelasan mengenai sinar istimewa yang ada pada Cermin dan
Lensa
d.
Perbesaran
pada Cermin
Sifat
bayangan yang terdiri dari diperbesar, diperkecil, nyata, maya, tegak serta terbalik
bisa dilihat dari hasil lukisan tersebut maka kali ini bisa juga dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Rumus
perbesaran : P = h’/h = s’/s
Rumus
jarak bayangan : 1/f = 1/s+1/s’
Jarak
fokus f = ½ R
Keterangan
: P = perbesaran bayangan
h = tinggi benda
h’
= tinggi bayangan
s = jarak benda
s’
= jarak bayangan
f = jarak fokus
R
= jari-jari kelengkungan
ü
Perjanjian
tanda
S
bertanda positif (+) jika benda terletak di depan cermin(benda
nyata)
S
bertanda negatif (-) jika benda terletak di belakang cermin (benda maya)
S’
bertanda positif (+) jika bayangan terletak di depan
cermin(bayangan nyata)
S’
bertanda negatif (-) jika bayangan terletak di belakang cermin (bayangan maya)
f dan
R bertanda positif (+ ) jika pusat lengkung cermin terletak di depan
cermin (cermin cekung)
f dan
R bertanda negatif (– ) ika pusat lengkung cermin terletak di belakang
cermin (cermin cembung)
P
selalu bertanda positif
P<1
bayangan diperkecil
P=1
bayangan sama besar
P>1
bayangan diperbesar
2.
LENSA

a.
Lensa
Tipis
Alat
optik sederhana yang paling tua adalah lensa tipis. Pada kacamata, kamera, kaca pembesar,
teleskop, teropong, mikroskop dan peralatan kedokteran terdapat lensa. Lensa
tipis biasanya berbentuk lingkaran, dan kedua permukaannya melengkung. Kedua
permukaan bisa berbentuk cekung, cembung, atau datar. Keutamaan lensa ialah
karena ia membentuk bayangan benda. Kita
anggap lensa terbuat dari kaca atau plastik transparan, sehingga indeks biasnya
lebih besar dari udara luar. Sumbu lensa merupakan garis lurus yang melewati
pusat lensa dan tegak lurus terhadap kedua permukaannya.
Lensa
manapun yang lebih tebal di tengah daripada di tepinya akan membuat
berkas-berkas paralel berkumpul ke satu titik, yaitu disebut lensa konvergen.
Lensa yang lebih tipis di tengah daripada di sisinya disebut lensa divergen
karena membuat cahaya paralel menyebar. Pemanfaatan sifat pembiasaan cahaya
pada bahan bening adalah lensa.
a. Lensa cekung
-
Memiliki
Sifat Divergen (Menyebarkan Sinar)
-
Pembentukan
bayangan nyata, terbalik, diperbesar.
-
Bernilai
negatif (-)
b.
Lensa
cembung
-
Memiliki
Sifat Konvergen (Mengumpulkan Sinar).
-
Pembentukan
bayangan maya, tegak, diperkecil.
-
Bernilai
positif (+)
Lensa
merupakan benda bening berpermukaan lengkung di kedua sisinya, dan dapat
membiaskan cahaya pada pola yang khas. Pemaparan lensa, dimulai dari pembiasan
sinar oleh benda bening berpermukaan tunggal.
b.
Klasifikasi
Lensa
Tabel
di bawah ini diuraikan klasifikasi ragam geometri kedua permukaan lensa. Hanya
bila f>0, berarti lensa bersifat mengumpulkan sinar (konvergen) atau
disebut lensa positif. Sebaliknya, bila f<0, maka lensa bersifat
menyebarkan sinar (divergen) dan disebut lensa negatif.
Gambar-Gambar
Lensa
Cembung-cembung
|
Cembung-datar
|
Meniskus Cembung
|
Cekung-cekung
|
Cekung-datar
|
Meniskus
cekung
|
(a)
Lensa-lensa
Konvergen (+)
|
(b)
Lensa-lensa
divergen (-)
|
f sebuah lensa dapat ditentukan
dengan mengukur jejari kelengkungan lensa pada permukaan sebelah kiri dan
kanan, ketika indeks bias bahan lensa itu telah diketahui. Alat ukur jejari
kelengkungan lensa (dan juga cermin) adalah spherometer. Spesifikasi
lensa, umumnya, dinyatakan oleh : jenis fokus yaitu panjang fokusnya (f )
dinyatakan positif atau negatif, dan
daya lensa (P). Dikenal hubungan antara P dengan f dalam bentuk :
P = 1/f.
Satuan
daya lensa adalah dioptri = D =1/meter. Sebagai contoh, sebuah lensa
berspesifikasi -3,5D, artinya lensa itu merupakan lensa negatif, memiliki f
= -28,6 cm. Untuk selanjutnya lensa positif biasa disebut lensa cembung, dan
lensa negatif disebut lensa cekung.
c.
Persamaan
Lensa
Persamaan
yang menghubungkan jarak bayangan dengan jarak benda dan panjang fokus lensa,
posisi ini akan membuat penentuan posisi bayangan lebih cepat dan lebih akurat
dibandingkan dengan penelusuran berkas. Ditentukan do sebagai
jarak benda, jarak benda dari pusat lensa, dan d1 sebagai
jarak bayangan, jarak bayangan dari pusat lensa. Dan ditentukan ho
dan h1 sebagai panjang benda dan bayangan. Sehingga : h1/ho
= d1–f /f. Kita samakan ruas kanan persamaan-persamaan ini, sehingga
menjadi : 1/d1+1/ d2 = 1/f.
ü
Persamaan
Lensa Tipis
Keterangan : s = jarak benda
s' = jarak bayangan
n1 = indeks bias medium sekeliling lensa
n2 = indeks bias lensa
R1 = jari-jari kelengkungan permukaan pertama lensa
R2 = jari-jari kelengkungan permukaan kedua lensa
Jari jari (R)(+) untuk lensa cembung (konkaf) dan (-) untuk lensa
cekung (konveks)
ü Jarak Fokus Lensa-lensa
-
Frederick J. Bueche & Eugene Hecht, Fisika Universitas Edisi Kesepuluh,
Penerbit Erlangga : Jakarta, 2006.
- Paul
A. Tipler, Fisika Untuk Sains dan Teknik, Penerbit Erlangga : Jakarta,
2001.
- http://fisikasmasmk.blogspot.com/2012/04/pemantulan-sinar-cermin-cembung.html
REFERENSI
:
- Bambang Murdaka Eka Jati & Tri Kuntoro Priyambodo,Fisika Dasar Listrik-Magnet-Optika-Fisika Modern,CV Andi Offset : Yogyakarta,2010.
- Bambang Murdaka Eka Jati & Tri Kuntoro Priyambodo,Fisika Dasar Listrik-Magnet-Optika-Fisika Modern,CV Andi Offset : Yogyakarta,2010.
- http://ladangkecilku.blogspot.com/2012/04/lensa-dan-cermin.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar