A. PENGERTIAN TERMODINAMIKA
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani dimana Thermos
yang artinya panas dan Dynamic yang artinya perubahan. Termodinamika
merupakan ilmu yang menggambarkan usaha untuk mengubah kalor (perpindahan
energi yang disebabkan perbedaan suhu) menjadi energi serta sifat-sifat
pendukungnya. Termodinamika berhubungan erat dengan fisika energi, panas, kerja,
entropi dan kespontanan proses. Termodinamika juga berhubungan dengan mekanika
statik. Cabang ilmu fisika ini mempelajari pertukaran energi dalam bentuk kalor
dan kerja, sistem pembatas dan lingkungan. Aplikasi dan penerapan termodinamika
dapat terjadi pada tubuh manusia, peristiwa meniup kopi panas, perkakas
elektronik, Refrigerator, mobil, pembangkit listrik dan industri.
B. PRINSIP TERMODINAMIKA
Prinsip termodinamika sebenarnya adalah hal alami yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi, termodinamika direkayasa sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk
mekanisme yang dapat membantu manusia dalam kegiatannya. Aplikasi termodinamika
yang begitu luas dimungkinkan karena perkembangan ilmu termodinamika sejak abad
17. Pengembangan ilmu termodinamika dimulai dengan pendekatan makroskopik yaitu
perilaku umum partikel zat yang menjadi media pembawa energi.
C. HUKUM HUKUM TERMODINAMIKA
Termodinamika memiliki hukum-hukum pendukungnya.
Hukum-hukum ini menjelaskan bagaimana dan apa saja konsep yang harus
diperhatikan. Seperti peristiwa perpindahan panas dan kerja pada proses
termodinamika. Sejak perumusannya, hukum-hukum ini telah menjadi hukum penting
dalam dunia fisika yang berhubungan dengan termodinamika. Penerapan hukum-hukum
ini juga diperlukan dalam berbagai bidang seperti bidang ilmu lingkungan,
otomotif, ilmu pangan, ilmu kimaia dan lain-lain. Berikut hukum-hukum
termodinamika :
Hukum I termodinamika (Kekekalan Energi dalam Sistem)
Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan.
Manusia hanya dapat mengubah bentuk energi dari bentuk energi satu ke energi
lainnya. Dalam termodinamika, apabila sesuatu diberikan kalor, maka kalor
tersebut akan berguna untukusaha luar dan mengubah energi dalam.
Bunyi Hukum
I Termodinamika “untuk setiap proses apabila kalor Q diberikan kepada sistem
dan sistem melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan energi dalam ΔU = Q –
W”.
Dimana U menunjukkan sifat dari sebuah sistem,
sedangkan W dan Q tidak. W dan Q bukan fungsi Variabel keadaan, tetapi termasuk
dalam proses termodinamika yang dapat merubah keadaan. U merupakan fungsi
variabel keadaan (P,V,T,n).
W bertanda positif jika sistem melakukan usaha
terhadap lingkungan dan negatif jika menerima usaha lingkungan.
Q bertanda positif jika sistem menerima kalor dari
lingkungan dan negatif jika melepas kalor pada lingkungan.
Perubahan energi dari sebuah sistem hanya tergantung
pada transfer panas ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan oleh sistem dan
tidak bergantung pada proses yang terjadi. Pada hukum ini tidak ada petunjuk
adanya arah perubahan dan batasan-batasan lain.
Hukum II termodinamika (Arah reaksi sistem dan
batasan)
Hukum kedua ini membatasi perubahan energi mana yang
dapat terjadi dan yang tidak. Pembatasan ini dinyatakan dengan berbagi cara,
yaitu :
Hukum II
termodinamika dalam menyatakan aliran kalorKalor mengalir secara spontan
dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara
spontan dalam arah kebalikannya.
Hukum II termodinamika dalam pernyataan tentang mesin
kalor
Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja
dalam suatu siklus yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan
mengubah seluruhnya menjadi usaha luar.
Hukum II termodinamika dalam pernyataan entropi
(besaran termodinamika yang menyertai perubhan setiap keadaan dari awal sampai
akhir sistem dan menyatakan ketidakteraturan suatu sistem)
Total entropi semesta tidak berubah ketika proses
reversibel terjadi dan bertambah ketia proses irreversible terjadi.
Hukum III termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur
nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai
temperatur nol absolut (temperatur Kelvin) semua proses akan berhenti dan
entropi sistem akan mendekati nilai minimum.hukum ini jugga menyatakn bahwa
entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai
nol.
D. KESETIMBANGAN TERMODINAMIKA
Sebuah benda dapat dikatakan dalam keadaan
kesetimbangan termodinamika bila nilai dari besaran keadaan makroskopiknya
tidak lagi berubah dalam jangka waktu yang lama. Termodinamika hanya akan
meninjau besaran dalam keadaan sistem yang setimbang. Termodinamika tidak
meninjau bagaimana proses perubahan sistem mencapai kondisi kesetimbangan
termodinamika, karena itu tidak ada variabel waktu dalam realisasi-realisasi
termodinamika.
Tetapi, dalam keadaan nyata, kesetimbangan
termodinamika adalah hal yang mustahil terjadi. Hal ini dikarenakan sebuah
benda tidak akan lepas dari interaksinya dengan lingkungan yang mempengaruhi
keadaan benda sehingga perubahan dapat terjadi begitu cepat. Pengecualian
jika kondisi benda mendekati kesetimbangan termodinamika, realisasi
termodinamika dapat ditrerapkan. Sebagai contoh hukum radiasi benda hitam dapat
diterapkan pada matahari dan bintang walau tidak benar-benar dalam keadaan
setimbang. Sehingga analisa spektrum gelombang dapat dilakukan.
1. Kesetimbangan Termal
Pencapaian kesetimbangan termal terjadi apabila dalam
kondisi adanya kemungkinan interaksi antara partikel kedua sistem, tidak ada
total perpindahan energi panas antara keduanya (tidak ada lagiperubahan
makro). Relasi kesetimbangan termal adalah suatu relasiekuivalensi sehingga
dapat dikelompokkan benda-benda yang berada dalam keadaan setimbang termal dan
memiliki parameter. Fakta ini dikenal sebagai hukum ke nol termodinamika. Benda
yang mencapai kesetimbangan termal satu sama lainnya,diartikan memiliki
temperatur yang sama. Termodinamika ke nol ini menjelaskan adanya besaran
temperatur. Besaran temperatur tidak bergantung pada nilai partikel.
Walaupun sebuah benda tidak secara keseluruhan berada
dalam kesetimbangan termal, bagian-bagian dari benda tersebut mungkin berada
dalam keadaan kesetimbangan termal lokal.
2. Kesetimbangan Mekanik
Jika didalam sebuah sistem terdapat kesetimbangan
sedemikian sehingga tidak terjadi perubahan (makro) volume sistem dan
lingkungan maka dapat dikatakan bahwa sistem dan lingkungan berada dalam
keadaan kesetimbangan mekanik. Pada kondisi ini, sistem dan lingkungan akan
memiliki nilai tekanan P yang sama.
3. Kesetimbangan Jumlah Partikel
Sebuah sistem akan dikatakan setimbang jumlah
partikelnya jika partikel yang keluar masuk sistem dalam jumlah yang sama, maka
terdapat kesetimbangan jumlah partikel antara sistem dan lingkungan. Ketika itu
antara sistem dan lingkungan akan memiliki tekanan yang sama.
E. KONSEP DASAR TERMODINAMIKA
Pembagian dalam termodinamika mengarah kepada
pembagian dunia menjadi sistem yang dibatasi oleh kenyataan atau keidealan
batasannya. Sistem yang tidak termasuk dalam pertimbangan digolongkan sebagai
lingkungan. Dan pembagian yang sistem menjadi subsistem menjadi sistem sangat
mungkin terjadi, atau bisa jadi pembentukan sistem yang lebih besar. Biasanya
sistem ini bisa diuraikan menjadi beberapa parameter. Dari prinsip-prinsip
dasar termodinamika secara umum bisa diturunkan hubungan antara kuantitas
misal, koefisian ekspansi, kompresibilitas, panas jenis, transformasi panas dan
koefisien elektrik terutama sifat-sifat yang dipengaruhi temperatur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar